Mendayung merupakan sebuah olahraga yang menggunakan dayung dan berlangsung di atas sungai, danau, dan laut. Dalam teknik mendayung dengan oar hanya dikenal dua macam kayuhan yaitu dayung maju dan dayung mundur. Jika menginginkan perahu bergerak kedepan maka digunakan dayung maju sedangkan dayung mundur untuk menghentikan perahu yang sedang bergerak maju atau memang menginginkan perahu bergerak mundur. Jika ingin membelokkan perahu ke kanan maka tangan kiri mendayung maju dan tangan kanan mendayung mundur,dan sebaliknya jika ingin membelok kekiri.
Mengenal Olahraga Dayung, Kekuatan dan Kebersamaan
Pedayung master saat ini adalah Steve Redgrave dari Inggris Raya, yang secara luas dianggap sebagai pedayung terhebat sepanjang masa. Seorang Juara Dunia enam kali, dia memenangkan medali emas di lima Olimpiade terakhir dan dianggap sebagai Atlet Abad Ini.
Kompetisi
Olimpiade menambahkan kompetisi dayung putri pada 1976, dan kini atlet putri bertanding dalam 6 dari 14 kelas. Balapan dibagi menjadi kelas sculling (masing-masing pedayung menggunakan dua dayung) dan sweep oar (masing-masing pedayung menggunakan satu dayung), yang masing-masing terbagi atas divisi kelas berat dan kelas ringan.
Pedayung menggunakan satu dayung di kelas dayung sweep. Perahu bisa memiliki satu, dua, empat, atau delapan pedayung. Pada perahu dengan delapan pedayung, terdapat satu kru tambahan, cox, yang mengemudikan dan mengarahkan pedayung lainnya. Namun di perahu-perahu yang lain, salah satu pedayung mengemudikan perahu dengan mengendalikan bilah kemudi kecil yang dilengkapi dengan pedal.
Baik atlet putra maupun putri bertanding dalam kelas scull tunggal, scull ganda dan scull ganda empat, scull ganda kelas ringan, pasangan delapan dan tanpa pengemudi (coxless). Atlet putra juga bertanding dalam kelas empat orang coxless dan empat orang kelas ringan coxless.
Semua perahu bersaing ketat, dengan para pemuncak klasemen langsung maju ke semi final atau babak final dengan enam perahu. Perahu-perahu yang lain mendapatkan kesempatan kedua, dengan dua teratas dapat terus berkompetisi. Sistem progresi - dan ada tidaknya semi final - tergantung pada jumlah perahu yang terlibat pada setiap kelas.
Asian Games Terakhir Bagi Asnawir
Sabtu, 20 November 2010 14:03 WIB | 2266 Views
Guangzhou
(ANTARA News) - Kapten tim perahu naga Indonesia, Asnawir mengaku Asian
Games XVI/2010 merupakan Asian Games terakhir yang diikutinya. "Asian Games 2010 ini yang terakhir bagi saya, mungkin di SEA Games 2011 masih akan tampil. Namun konsentrasi saya terdekat ingin segera naik haji," kata Asnawir seusai pengalungan medali emas ketiganya di arena Perahu Naga Asian Games XVI/2010 di Danau Zengcheng, Guangzhou, Sabtu.
Pria kelahiran Sulawesi Tenggara 38 tahu lalu itu mengaku sudah mulai jenuh mendayung. Ia mengaku telah 20 tahun menjadi atlet dayung sehingga sudah saatnya untuk segera pensiun.
"Medali emas di rumah saya sudah `sekarung`, tujuh diantaranya dari SEA Games, PON dan terakhir tiga keping dari Asian Games XVI/ 2010 ini," kata Asnawir.
Ia mengaku gembira dan bangga mampu mempersembahkan tiga medali emas bagi Kontingen Indonesia. Dan ia tidak menyangka bila cabor perahu naga yang diikutinya mampu meberikan kenangan manis di Asian Games XVI.
Pria yangg sehari-hari bekerja sebagai PNS di Pemkab Purwakarta itu mengaku ikut tim perahu naga sejak 2006 lalu, dan ia juga ikut dalam tim SEA Games di Chiangmai Thailand.
"Spesialisas saya di kano, namun juga ikut di perahu naga. Saya sudah 20 tahun mendayung dan ini saatnya untuk berfikir untuk segera pensiun mendayung. Banyak yunior saya yang sudah muncul," kata Asnawir.
Sebagai atlet dayung, ia mendapat dukungan penuh dari keluarga, sehingga ketiga medali emas yang diraihnya saat ini selain dipersembahkan bagi rakyat Indonesia juga bagi keluarga besarnya.
Ketika ditanya rencana setelah mendapat bonus dari pemerintah, Asnawir mengaku belum tahu. Bahkan ia juga belum tahu berapa bonus yang akan diterimanya dari perjuangannya di Asian Games XVI/ 2010.
"Saya belum tahu itu, jumlahnya berapa. Yang penting kita sudah bisa memberikan yang terbaik di sini (Guangzhou). Kalau bisa sih pingin rumah," kata pria berkulit legam itu menambahkan.
(ANT/A024)